Langsung ke konten utama

[H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds] Sosok Pengusaha Batik yang Sukses (Bagian 1)

H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds (40 tahun). dilahirkan th 1968 di desa Trusmi Plered Cirebon. Daerah ini terkenal sebagai sentra industri kerajinan batik Cirebon yang sangat terkenal hinggga manca negara. Sejak kecil di lingkungan keluarga dan teman-temannya sering dipanggil dengan nama Komar.  Komar terlahir dari keluarga yang mempunyai keturunan mempunyai usaha kerajinan batik tradisional di daerah Trusmi. Darah yang mengalir dari ayahnya lebih kental dengan talenta berdagang, sedangkan dari garis keturunan ibu lebih banyak mengalir talenta seni yang mendorong jiwanya hingga saat sekarang. Sejak kecil Komar sudah mengenal beraneka macam desain-desain batik tradisional yang dikerjakan atau yang diperdagangkan oleh kedua orang tuanya. Disamping itu seringkali kedua orang tuanya mengajaknya untuk berdagang memasarkan batik ke berbagai kota di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Ketika menginjak usia remaja dan hampir lulus SMA di tahun 1987, orang tuanya berpesan agar Komar tidak meneruskan profesi sebagai pedagang batik keliling dan diharapkan bisa meneruskan belajar ke perguruan tinggi yang sesuai dengan pilihannya dan bisa bekerja di perusahaan, hal ini dikarenakan kondisi bisnis batik pada saat itu kurang baik, sering terjadi keterlambatan dalam hal pembayaran. Hal ini dikarenakan sekitar tahun 1987an, usaha perdagangan di bidang batik sedang mengalami kelesuan ditambah lagi dengan sistem pembayaran yang kurang mendukung dengan banyaknya pembayaran yang mundur dari 5 bulan hingga 8 bulan. Lulus SMA tahun 1987 kemudian Komar mengikuti kursus Komputer di PIKSI ITB selama 6 bulan. Setelah lulus Komar ikut bekerja di PIKSI - ITB untuk  menangani berbagai macam proyek Komputerisasi di PT. Perkebunan seluruh Indonesia. Tahun 1998 Komar dapat kesempatan sekolah di D3 Ahli Administrasi Logistik UNPAD dan lulus pada tahun 1992. Selama masa kuliah di D3, Komar tetap bekerja di PIKSI-ITB, kegiatan lainnya adalah membuat berbagai macam program komputer untuk beberapa perusahaan seperti program penyewaan video dan sistem informasi untuk perusahaan rotan di Cirebon.


Tahun 1992 Komar nikah dengan Hj. Nuryanti Widya (36 tahun), yang kebetulan terlahir dari keluarga yang berlatar belakang pedagang batik pula. Sehingga kami banyak memiliki kesamaan pengalaman dalam menangani usaha batik seperti sekarang ini. Alhamdulillah kami telah dikarunia putra dan putri sbb: Putri Urfanny Nadhiroh (14 tahun), Nouval Mirrah Makareem (11 tahun), Sekar Triagniya Hasya (5 tahun) dan Revan Afqon Makareem (3,5 tahun).


A.       Periode tahun 1992 - 1997
Tahun 1992 Komar mulai bekerja di Jakarta pada sebuah perusahaan dengan nama PT. Alas Buana Raya (ABR) yang bergerak di bidang perakitan komputer jalan tol dan pembuatan sistem informasi manajemen berbasis komputer.
Selama bekerja di Jakarta, setiap ada kesempatan waktu Komar mencoba berusaha untuk berdagang keliling menawarkan batik-batik produksi dari orang tua dan keluarga dari Cirebon. Komar selalu berusaha menampung aspirasi dan keinginan para pembeli untuk melakukan terobosan-terobosan desain yang baru dan unik agar mampu bersaing dengan pedagang batik lainnya. Sejak saat itu Komar sering mencoba dan berlatih untuk membuat desain-desain batik yang sederhana, serta mengumpulkan berbagai cuplikan atau potongan ragam hias batik dari berbagai sumber dan contoh kain-kain batik yang sudah ada. Hampir semua potongan desain dikumpulkan dan didokumentasikan dengan rapih.

Jabatan terakhir sewaktu Komar bekerja di PT. ABR Jakarta tahun 1996, adalah Site Manager Proyek PERTAMINA RED II (Refinery Equipment Databank) di Dumai dengan penghasilan 1,5 juta per bulan. Menjelang terjadinya krisis moneter, perusahaan mengalami masa-masa yang sulit hingga akhirnya dengan terpaksa perusahaan melakukan restrukturisasi banyak karyawan termasuk Komar.  

Akhir tahun 1996 Komar diminta bergabung dengan pengusaha rotan dari Cirebon sewaktu masa kuliah dulu yang sempat Komar bekerja, untuk berwirausaha membuka PT. Pitaloka BNH (General Suplier), membuka showroom rotan dan kedai Nasi Jamblang makanan Khas Cirebon dengan gaji Rp. 750.000,-/bulan dengan jabatan sebagai direktur.  Kesempatan tersebut Komar manfaatkan dengan tujuan dan harapan sebagai sarana belajar agar mampu memimpin perusahaan secara langsung dan mandiri walaupun masih menggunakan modal usaha dan kepercayaan dari orang lain. Rupanya usaha dibidang makanan dan showroom rotan di Bandung selama 2 tahun tidak berjalan mulus sesuai dengan rencana semula. Selama jualan furnitur rotan dan kedai nasi, Komar manfaatkan untuk berjualan batik dalam sekala kecil dengan alat display seadanya.

Sewaktu mengelola usaha nasi Jamblang dan showroom rotan, Komar banyak mendapatkan pengalaman yang sangat positif untuk menapaki bisnis ke depan dengan lebih maju.  Hal ini dikarenakan sudah terlatih dengan dituntut untuk membuat perencanaan serta strategi yang matang, imajinatif, berani mengambil resiko, serta berani mengambil keputusan untuk mencapai tujuan. 

Setelah dua tahun bisnis showroom rotan berakhir dan seluruh modal pinjaman Komar kembalikan kepada pemiliknya. Komar akhirnya mencoba untuk memulai berwirausaha mandiri dengan modal awal sekitar 30 jutaan. 

Di pertengahan tahun 1997 atas saran dari Bapak Soenaryo pematung dan juga dosen seni rupa ITB KOMAR diminta untuk mengikuti lomba desain atau pameran-pameran batik. Kebetulan Yayasan Batik Indonesia pada akhir tahun 1997 mengadakan Lomba Cipta Selendang Batik Internasional yang diadakan di kota Yogyakarta. Pada waktu itu Komar menyertakan 5 desain selendang batik untuk diikut sertakan pada lomba tersebut.
Alhamdulillah dari 5 desain yang dikirimkan 2 diantaranya terpilih menjadi juara I dan juara harapan I dengan total hadiah 6 juta rupiah.

Juara I untuk desain selendang dengan nama Selendang Pittaloka, dan untuk juara harapan 1 dengan nama desain selendang Jasuma.
Dengan hasil juara yang telah didapat maka semakin tertantang untuk membuat desain-desain yang lain dan lebih bersemangat untuk menjalankan usaha batik secara mandiri dan profesional. Terlebih lagi adanya dukungan dari berbagai pihak yang mengarahkan dan memberi semangat untuk lekas maju. Dukungan dari pimpinan kantor Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Bpk. H. Maman Abdurrahman yang membuka jalan untuk menggunakan kain tenun ATBM dari Garut. Dukungan dari dosen-dosen serta seniman senior di Bandung menambah semangat dan membuka jalan pikiran untuk membuka showroom batik dengan brand batik KOMAR.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Desain Anyaman Menggunakan DB-WEAVE

DB-Weave adalah perangkat lunak untuk membantu Anda merancang pola tenun dobby. Mendukung pola tenunan seperti pada berbagai jenis mesin tenun yang didukung (misalnya ARM Patronic). Hampir tidak ada batas ukuran dan kompleksitas dari pola. Bisa dioperasikan di Microsoft Windows dan dapat dijalankan tanpa masalah pada Linux dengan Wine atau pada Mac menggunakan software Windows VM (misalnya Parallels Desktop). Jika Anda tertarik dengan Software ini, KLIK DISINI untuk download . Sedangkan jika Anda belum paham cara menggunakannya, klik disini untuk mendownload tutorialnya (dalam bahasa Idonesia)

[H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds] Sosok Pengusaha Batik yang Sukses (Bagian 2)

B.    Periode tahun 1998 hingga sekarang Sejak tahun 1998, KOMAR memulai usaha batik dengan jumlah karyawan 3 orang. Pada awalnya showrrom batik KOMAR menempati ruko milik dosen Marketing UNPAD DR Dwi Kartini di daerah Setrasari Mall selama kurang lebih 2 tahun. Kemudian tahun ke 3 pindah tempat di Jl. RE Martadinata dengan sistem membayar 10 % dari total penjualan per bulan di Kedai Tempo Doeloe, selama 1 tahun. Tahun ke-3 baru mulai sewa ruko di jalan RE Martadinata 34 dengan masa sewa 3 tahun. Tiap tahun usaha mengalami kemajuan hingga bisa menambah beberapa pekerja baru yang mempunyai keahlian serta kemampuan yang sesuai dengan bidangnya. Jumlah karyawan hingga saat sekarang sudah mencapai 225 orang, yang tersebar di 2 kota, yaitu Bandung dan Cirebon.